Suara Perjuangan Makassar – Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo meyakini, pemerataan kualitas pendidikan secara nasional mampu mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Optimisme ini ditekankan Ganjar melalui beberapa pemikiran.
Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu mencanangkan Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Bahkan, Ganjar juga menginginkan penggabungan pendidikan akademik dengan pendidikan pesantren.
Gagasan tersebut mendapat respons positif. Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menyebut program tersebut layak diangkat ke tingkat nasional.
“Soal program itu bagus-bagus saja, positif saja, apakah efektif atau tidak tergantung,” kata Ujang.
Ujang tak memungkiri, kualitas pendidikan di Indonesia memiliki ketimpangan, antara di kota-kota besar dengan daerah. Ia pun mendorong pemerintah terus memperbaiki kualitas pendidikan di Tanah Air.
“Kalau sudah jadi harus direalisasikan, lalu skemanya seperti apa, formulanya seperti apa, harus kita lihat, pengajuan anggarannya seperti apa, kalkulasi sistemnya seperti apa dalam membemtuk program itu,” tegas Ujang.
Ganjar pun berkomitmen untuk menghadirkan sekolah gratis di seluruh Indonesia untuk masyarakat kurang mampu. Ia ingin akses pendidikan semakin mudah.
“Saya hanya ingin menyampaikan kepada masyarakat luas, bagaimana akses pendidikan itu lebih mudah, dan bagaimana, mohon maaf ini, keluarga tidak mampu bisa mendapatkan (pendidikan) dengan skala prioritas,” ucap Ganjar dalam acara ‘Tokoh Pendongkrak Kualitas Pendidikan Keluarga Miskin’.
Ganjar mengaku telah membuat sekolah berbasis boarding (asrama) secara gratis alias tidak dipungut biaya untuk masyarakat kurang mampu. Bahkan, para siswa mendapatkan seragam, sepatu, asrama, dan makan.
Ganjar menganggap sekolah gratis merupakan bagian integral dari upaya mempermudah akses pendidikan yang terbukti bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan. Serta dalam jangka panjang dapat menuntaskan kemiskinan.
Selain itu, Ganjar juga mengungkapkan kekhawatiran tentang ketidakmerataan infrastruktur dan akses pendidikan di berbagai daerah di Indonesia. Ia menyebut, setiap daerah harus memiliki akses pendidikan yang merata dan mudah dijangkau.
“Maka inilah yang mesti kita kebut sehingga nantinya mereka semua bisa mendapatkan akses pendidikan yang sangat mudah,” pungkas Ganjar.
