SUPERMAKSS.COM – PDI Perjuangan melalui Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa “Berbagai lembaga survey yang dilakukan oleh lembaga survey nasional yang kredibel seperti Indikator Indonesia, SMRC, LSI, Populi, Charta Politika, Polmark, Litbang Kompas, Roy Morgan, dan lain-lain menggambarkan tercapainya situasi “steady state” dengan trend cenderung flat. “Kampanye yang panjang menjadikan die-hard kedua Paslon 01 dan 02 mencapai kondisi maksimum. Dinamika politik ditentukan gerak pemilih mengambang dan pemilih yang belum mengambil keputusan dengan jumlah yang kian mengecil, dan sulit mengejar selisih Jokowi-KH Maruf Amin yang berada antara 13.5 % hingga 26% di atas Prabowo-Sandi”
Lebih lanjut Hasto menyampaikan bahwa “Debat cawapres yang diharapkan oleh Tim 02 sebagai daya leverage terhadap Prabowo-Sandi ternyata berakhir anti-klimaks: kepiawaian KH Ma’ruf Amin dalam karakter otentik sebagai ulama bersarung, mampu menghadapi Sandiaga Uno yang terkesan mendaur ulang ide lama seperti OK-OC. “Praktis daya dukung Sandi saat debat hanya tampilan jas mahal yang justru menjadi kontras dengan sosok ulama yang sederhana. Begitu kuatnya kharisma Kyai Ma’ruf sehingga praktis Sandi memiliki hambatan untuk menyampaikan gagasan besar yang segar. Hasilnya Kyai Maruf menampilan berbagai terobosan yang bersemangat muda, seperti opera house, 10 years challenge, kehadiran decacorn dll. Terbukti kualitas pemimpin ditentukan pada karakter dan kematangan jiwa, bukan pada penampilan fisik”
Hasil survey terakhir Litbang Kompas juga menunjukkan hal yang tidak jauh berbeda. “Perkiraan hasil mencapai 56.8% utk Jokowi-KH Ma’ruf Amin dibandingkan Prabowo-Sandi 43.2% sebagai gambaran pematangan maksimum pendukung die-hard masing2 paslon. Seluruh Parpol Koalisi Indonesia Kerja pasca konsolidasi dengan para kepala daerah, wakil kepala daerah, dan pimpinan dprd, semakin memerkuat gerak terotorial guna memertebal selisih kemenangan bagi Jokowi-KH Maruf Amin”
Atas dasar hal tsb, maka kedepan, pasca kemenangan Pak Jokowi-KH Maruf Amin harus diikuti langkah konsolidasi persatuan dan kesatuan bangsa secara masif dan melalui pendekatan multidimensional. “Apapun pemilu hanya alat untuk mencari pemimpin. Seluruh Parpol Pendukung Pak Jokowi akan kedepankan langkah rekonsiliasi akibat ketegangan politik selama pemilu, pungkasnya. (*)